Materi ManaJemen Desain


Materi Manajemen PR        goo.gl/pQAxM6

Materi Manajemen MM      goo.gl/ZhSo7x

jaga lupa komentar dan suka karena posting suadara menetuhkan program kami berjalan setengah dalam ke gunakan ke baik buat yang menbutuhkan pelajar tersebuat.

M+Y = P+H

Belajar Di Alam Lebih Edukatif


Selamat pagi, Bu! Sedang sibuk apa hari ini? Bermain bersama si Kecil memang menyenangkan, ya. Apalagi, ketika aktivitas tersebut dilakukan di alam terbuka, seperti pantai, pegunungan, atau perkebunan. Wah, pasti seru sekali!

Sayangnya, di era digital seperti sekarang, anak-anak lebih sering bermain gadget di dalam kamar dari pada ke luar rumah. Padahal, kini banyak tempat wisata edukatif untuk si Kecil belajar dan bermain, lho.

Saya jadi ingat, waktu si Kecil masih duduk di bangku kelas 1 SD, dia selalu bersemangat setiap kali saya ajak ke Puncak untuk rekreasi. Ternyata, bermain di alam terbuka itu tidak cuma seru, tapi juga banyak manfaat edukatifnya, Bu.

Misalnya, saat dia sedang menyusuri peternakan sapi. Di sana, dia jadi belajar kalau susu yang sering dia minum diproses melalui beberapa tahapan, dimulai dari pemerahan, penyaringan, hingga pendinginan.  Sekarang Ibu bisa lihat, dia tidak hanya bersenang-senang, tapi juga dapat ilmu, kan?

Nah, untuk mengetahui manfaat lainnya, berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya belajar dan bermain di alam terbuka yang perlu Ibu ketahui:

=>Menghilangkan Kejenuhan
Aktivitas monoton yang dilakukan si Kecil di dalam rumah pasti membuatnya jenuh, Bu. Oleh sebab itu, ajaklah dia bermain dan belajar di alam terbuka yang sejuk  saat akhir pekan. Hal-hal baru yang dia temukan di tempat baru akan membuatnya semakin bersemangat dan selalu tersenyum.

=>Menjadi Sarana untuk Bersosialisasi
Memasuki usia 6 tahun, si Kecil sudah seharusnya bersosialisasi dengan orang lain. Ajak dia berpartisipasi dalam segala kegiatan bersama dengan teman-teman sebayanya di alam terbuka, misalnya berkemah. Jadi, si Kecil tidak hanya bereksplorasi dengan alam, tapi juga belajar untuk bekerja sama dengan orang lain.

=>Memperkuat Ketahanan Fisik
Si Kecil akan lebih leluasa bergerak di alam terbuka. Banyak riset menyebut fakta bahwa anak-anak harus terlibat dalam beragam aktivitas di luar ruangan, agar ketahanan fisik dan perkembangan otaknya semakin meningkat. Ibu bisa mengajaknya bersenang-senang, seperti bermain bola di pinggir pantai.

=>Meningkatkan Kreativitas
Mengajak si Kecil untuk melukis di alam terbuka merupakan ide yang bagus untuk meningkatkan kreativitasnya. Biarkan dia berekspresi dengan melukis keindahan alam seperti pegunungan atau pantai, saat berlibur ke tempat-tempat tersebut.

=>Mengendalikan Emosi
Belajar dan bermain di alam terbuka bisa melepaskan tekanan emosi si Kecil. Segala aktivitas di area yang asri dan sejuk akan memberinya energi positif. Dengan begitu, kecendrungan dia untuk kesal, marah, atau sedih akan berkurang dengan sendirinya.

=>Merangsang Kecerdasan Otak
Alam terbuka merupakan sarana luas bagi si Kecil untuk belajar tentang segala hal.  Eksplorasi tersebut bisa meningkatkan rasa ingin tahunya terhadap berbagai aspek kehidupan yang baru dia temui. Misalnya, dengan menyusuri kebun teh di sore hari, dia bisa mengenali asal-usul dari teh yang sering dia minum.

=>Mencegah Rabun Jauh
Kegiatan di luar rumah, apalagi di alam terbuka sangat bagus untuk penglihatan si Kecil. Sebuah penelitian yang dilakukan Cambridge University membuktikan, bahwa kegiatan di luar ruangan dapat mencegah anak-anak terkena rabun jauh. Selain itu, paparan cahaya alami di alam terbuka juga mempengaruhi peningkatan penglihatan mereka.

Wah, ternyata banyak sekali manfaat yang diperoleh si Kecil lewat belajar dan bermain di alam terbuka. Semoga informasi tersebut bisa menginspirasi ya, Bu! Selamat bermain bersama si Kecil!

Desain Dan Karya Karsa

Desain produk kerajinan merupakan salah satu lingkup desain produk yang mengkhususkan diri dalam pembuatan desain produk kerajinan. Kata ‘kerajinan’, dalam istilah bahasa Inggris disebut ‘craft’, sedang dalam istilah Bahasa Indonesia disebut ‘kria’, atau ‘kriya’ dalam bahasa Jawa, yang berarti: pekerjaan, hasil pekerjaan, hasil pekerjaan tangan, keahlian, suatu benda (bisa juga berarti produk) yang dihasilkan dari ketrampilan pekerjaan tangan dan dilandasi oleh kehalusan rasa.

Istilah craft berarti keahlian, keprigelan, kebisaan. Dekat dengan istilah ini dalam Bahasa Inggris dikenal istilah ‘craftman’, yang artinya: tukang, ahli, juru, orang yang mempunyai ketrampilan, ahli. Istilah lain yang dekat adalah ‘craftmanship’, yang artinya: keahlian, ketrampilan.

Desain produk kerajinan merupakan desain yang berbasis kria, merupakan terjemahan dari istilah ‘craft design’ dan dapat didefinisikan sebagai suatu karya desain yang dilandasi (berbasis) prinsip-prinsip kria (craft) dalam proses realisasinya. Benda/produk hasil desain produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan (uniqueness), estetika (keindahan), seni (art), adiluhung, berharkat tinggi, khusus, khas, dan kehalusan rasa sebagai unsur dasar. Sementara dalam pemenuhan fungsinya lebuh menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, sandang, dan sebagainya. Pemenuhan atas fungsi yang bersifat nonfisik bisa dikatakan relatif kecil.

Karena didasari oleh ketrampilan dan kehalusan rasa, maka benda-benda hasil produk kerajinan umumnya sangat mengeksploitasi dan menonjolkan aspek rupa dan keindahan (estetika). Dalam sejumlah kasus, ada kecenderungan menggunakan pola (pattern) atau bentuk (form, shape) yang rumit (complicated), serta mungkin juga mengeksploitasi dan menerapkan ragam hias (ornamen).

Benda-benda hasil produk kerajinan umumnya dibuat secara berulang, dan dibuat dalam skala besar (mass product). Tentunya dibutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam proses perancangannya yang sangat berbeda dengan hasil produk yang bersifat eksklusif (hanya dibuat sebuah saja). Semua hasil karya seni, jika masih berjumlah sebuah dan berstatus belum diproduksi, bisa disebut artwork, sering juga disebut master. Namun jika kemudian diproduksi secara massal (diperbanyak jumlahnya), maka kategorinya berubah menjadi ‘produk yang diindustrikan’ (industrialized product, fabricated product, manufactured product). Dalam hal ini perubahan status tidak didasarkan atas cara, sistem, teknologi, atau pendekatan poduksi yang dilaksanakan, akan tetapi dari diperbanyak atau tidaknya produk tersebut.

Desain produk kerajinan mengandung upaya mencari struktur dan material yang tepat. Desain juga merupakan suatu proses , yaitu proses berfikir yang sistematis untuk mencapai mutu hasil yang optimal. Dengan demikian bahwa pada hakekatnya desain adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis dan performansi, bentuk baik secara perbagian maupun secara keseluruhan.

Predikat baik pada desain tersebut sangat tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya, bahwa:

1. Sasaran itu berbeda-beda menurut kebutuhan dan kepentingan

2. Setiap upaya desain harus berorientasi pada mencapai hasil yang seoptimal mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Dengan demikian, dapat dikataka bahwa desain itu lebih baik dari desain yan lain apabila (harga, citra) desain tersebut memenuhi sasaran kebutuhan yang paling optimal.

Dari uraian tersebut maka jelas bagi kita bahwa ketika seseorang membuat desain harus merumuskan sasaran setepat-tepatnya: apa, mengapa,siapa, bagaimana, dimana, dan kapan. Hal in dalam ilmu desain dikenal dengan tahapan identifikasi permasalahan merupakan kunci yang menentukan.

Selain menentukan sasaran selanjutnya dalam proses desain harus menentukan pengembangan produk (product development). Dalam pengembangan produk ini, bergantung pada masalah yang telah dirumuskan diatas. Selain itu ditentukan pula factor-faktor ynag perlu dikaji. Secara keseluruhan faktor-faktor tersebut meliputi:

1. Faktor Performansi
Suatu desain itu harus praktis, ekonomis, aman,sesuai dengan kondisi psikologis dan fisiologis manusia (ergonomic) maka perlu mempertimbangkan:
a. Kenyamanan
b. Kepraktisan
c. Keselamatan/keamanan
d. Kemudahan dalam penggunaan
e. Kemudahan dalam pemeliharaan
f. Kemudahan dalam perbaikan

2. Faktor Fungsi
Suatu desain secara fisik dan teknis harus bekerja sesuai dengan fungsi yang dituntut. Oleh karena itu perlu mempertimbangkan:
a. Kelayakan
b. Kehandalan
c. Spesifikasi dari material
d. Strktur penggunaan atau system tenaga

3. Faktor Produksi
Desain harus memungkinkan untuk diproduksi sesuai dengan metode dan proses yang tela ditentukan. Untuk itu perlu mempertimbangkan:
a. Permesinan
b. Bahan baku
c. Sistem proses produksi
d. Tingkat ketrampilan tenaga kerja
e. Biaya produksi
f. Standardisasi

4. Faktor Pemasaran
Desain dapat dikatakan berhasil jika jangkauan pasar semakin luas dan masa hidup atau design lifa dapat bertahan dalam waktu yang lama. Untuk itu dipertimbangkan, meliputi:
a. Selera konsumen
b. Citra produk
c. Sasaran pasar
d. Penentuan harga
e. Saluran Distribusi

5. Faktor Kepentingan Produsen
Desain produk yang dihasilkan harus bertujuan menghasilkan keuntungan atau laba, sehingga akan menjamin kelangsungan hidup produsen. Dengan demikian perlu mempertimbangkan:
a. Identitas Perusahaan
b. Status (swasta, pemerintah, yayasan, dan lain-lain)

6. Faktor Kualitas Bentuk
Suatu desain harus dibuat sedemikian rupa agar menarik sehingga menimbulkan kenikmatan estetis. Hal ini penting dalam meningkatkan cita rasa seseorang/ masyarakat/ konsumen. Untuk itu perlu diperhatikan:

a. Spirit dan gaya jaman
Spirit dan gaya jaman senantiasa menandai style suatu desain produk. Sebagai contoh pada jaman terjadi gerakan seni dan kriya atau lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai art and craft movement ( suatu gerakan pada akhir masa revolusi industri yang mementingkan komitmen kerja dan keindahan), yang menolak estetika yang dihasilkan oleh produksi secara massal, karena dianggap sebagai penyebab utama hilangnya keindahan individual. Pada gerakan ini, mesin dianggap menghantui seni dari pertukangan (industri) karena barang yang dikerjakan mesin sudah menjadi standarisasi sendiri. Gerakan ini ingin menjadikan seni sebagai bagian dari komunitas dan seniman seharusnya juga seorang perajin kriya.
Art and craft movement memberikan kesan kembali ke periode gothic, roccoco, dan renaisans. Maka pada saat itu satu ciri utama dari desain yang dihasilkannnya adalah karya seni dibuat secara individu oleh seniman dengan sentuhan artistik yang khas. Setiap karya digarap dengan serius dan teliti.

Contoh aliran lain yang bertolak belakang dengan konsep style Art and Craft Movement adalah Bauhaus. Bauhaus menerapkan konsep yang membebaskan segala hasil produk desainnya dari ornamentasi serta membuka jalan bagi perkembangan arsitektur modern.

b. Estetika dan Daya tarik
Desain tidak sekedar membuat struktur, konstruksi dan bentuk saja, sebagaimana pendapat Plato dalam Bertram (1938) bahwa prinsip dalam pembuatan benda dihubungkan dengan segi keindahan dan keserasian, yang merupakan faktor penting dalam desain, karena sekuat apapun konstruksinya, sebagus apapun bahannya, jika tidak memiliki sentuhan keindahan maka tidak akan diminati oleh konsumen.

c. Penyelesaian detail dan finishing
Sebuah desain merupakan rencana yang akan diimplementasikan dalam karya jadi. Jika sebuah produk dikerjakan secara serampangan akan terlihat tidak profesional. Oleh karena itu setiap detail dari produk yang dihasilkan harus dicermati secara seksama, karena kualitas suatu produk sangat tergantung dari bagaimanan penyelesaian detail dan finishingnya tergarap dengan sempurna.

d. Pengolahan bentuk sesuai struktur dan karakter bahan
Bentuk yang tercipta juga sangat ditentukan oleh bahan yang digunakan. Setiap bahan memiliki karakteristiknya masing-masing yang menjadi ciri khas dan pembeda dari bahan lainnya. Setiap bahan pun membawa kesan dan citra tertentu.

e. Kombinasi dengan bahan lain
Kombinasi mengandung arti memadukan dua unsur atau bahan yang berbeda. Dalam pembuatan desain produk sangat dimungkinkan adanya kombinasi bahan yang akan menghasilkan suatu produk yang inovatif dan mengandung unsur kebaruan dan keunikan (uniqueness)